Minimnya Perhatian Bulog terhadap Hasil Panen Petani Membuka Peluang Merajalelanya Tengkulak:  Tasrudin, Ketua Kelompok Tani Tambakua


ANAMEDIASULTRA.COM – Konawe Utara secara umum dikenal sebagai daerah penghasil pertanian dan perkebunan yang produktif. Kecamatan Landawe, khususnya Desa Tambakua, merupakan salah satu desa yang maju di bidang ini.

Belakangan ini, para petani di Desa Tambakua, Kecamatan Landawe, Kabupaten Konawe Utara, mengeluhkan kurangnya perhatian dari Bulog terhadap hasil panen jagung mereka.  Lembaga tersebut dianggap kurang memperhatikan jerih payah para petani, menciptakan celah bagi tengkulak untuk mengambil keuntungan.



Petani di berbagai daerah seringkali merasa bahwa Bulog, sebagai lembaga yang seharusnya menyerap hasil pertanian, kurang proaktif dalam membeli hasil panen dan kurang peka terhadap kondisi petani.

Menurut Subardin, seorang pemuda Desa Tambakua, keterbatasan informasi, prosedur yang rumit, atau bahkan dugaan ketidakpedulian membuat banyak petani kesulitan menyalurkan produknya langsung ke Bulog. Akibatnya, petani terpaksa menjual hasil panen kepada tengkulak dengan harga jauh di bawah harga pasar, bahkan di bawah biaya produksi.Jum’at, 13 Juni 2025



Subardin menambahkan, kondisi ini diperparah dengan kurangnya koordinasi antara Bulog dengan kepolisian dan lembaga terkait lainnya dalam mengatasi praktik tengkulak. Tengkulak memanfaatkan celah ini dengan membeli hasil panen petani dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga tinggi. Mereka tidak melalui Bulog, melainkan langsung berhubungan dengan petani dan menawarkan pembelian instan—satu-satunya pilihan bagi petani yang membutuhkan uang tunai segera.



Tasrudin, Ketua Kelompok Tani Samaturu Desa Tambakua, menyatakan perlunya sinergi yang lebih kuat antara Bulog, petani, dan aparat penegak hukum. Bulog perlu lebih proaktif, mempermudah akses petani, dan menjamin harga yang adil. Kepolisian dan instansi terkait harus lebih tegas menindak praktik tengkulak yang merugikan petani dan merusak mekanisme pasar yang sehat.

Situasi ini sangat merugikan petani. Mereka tidak mendapatkan harga yang layak, sehingga motivasi bertani menurun.  Dalam jangka panjang, hal ini mengancam ketahanan pangan nasional karena petani enggan menanam komoditas tertentu jika terus-menerus merugi.

Praktik tengkulak yang tidak terkontrol juga menyebabkan fluktuasi harga yang tidak stabil di pasaran, merugikan konsumen dan menciptakan ketidakpastian ekonomi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *